lg baca-baca pesan masuk dFB.Eh kayaknya ada yang berguna untuk dibagi-bagi ilmunya ma orang-orang.
Ada cara baru yang mudah dan simpel untuk mengedit foto profil facebook anda.Salah satunya melalui situs www.facebomb.com.Dengan situs ini kita bisa menambahkan avatar-avatar keren maupun bingkai yang lucu untuk menghias foto kita. Mau coba?
Langkah-langkahnya :
1. Buka situs www.Facebomb.com
2. Upload foto dari computer anda dengan cara klik Browse.
facebomb
3. Selanjutnya silahkan anda edit foto anda sesuai selera. Cara mengeditnya cukup mudah sekalipun bagi yang baru pertama kali mencoba.
Selamat berkreasi... : )
Minggu, 27 Desember 2009
Kamis, 17 Desember 2009
Apa sih narsis itu?
Narsis berlebih = Kelainan Kepribadian ?
Mungkin kebanyakan orang sering menggunakan kata "NARSIS" tapi bagi teman saya kata ini memang masih tergolong baru didengar, baru beberapa bulan yang lalu. Karena tak mengetahui maksud kata tersebut akhirnya teman saya bertanya ke teman yang saya anggap mengetahui maksud kata "narsis" tadi. Jawabannya simpel "perasaan ingin dipuja-puj gitu..", "..kecintaan berlebih terhadap diri sendiri gitu deh.."
Dengan modal pengetahuan yang sedikit itu pun teman saya mulai mengumbar kata "NARSIS" ke segenap penjuru agar kelihat up date. Hingga akhirnya ia membaca rubrik gaya hidup Kompas dan dia pun terheyak. Begini tulisnya:
"Kegagalan manusia untuk mencintai sesama disebut NARSISME. Hanya ada satu realitas bagi seorang yang NARSISTIS, yakni jalan pikirannya sendiri, perasaan, dan kebutuhannya sendiri. Dunia tidak dihayati secara objektif. Dalam keadaan ini manusia tidak akan bahagia karena tetap terasing dari dunia sekitarnya."
wooww.... ternyata narsisisme tidak sesimpel itu..
Sementara dari sumber yang lain (Wikipedia) tertulis:
Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narcissus, yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.
Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir, bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu KELAINAN KEPRIBADIAN yang bersifat patologis.
Wooowww... Sepertinya harus mulai belajar ngontrol kadar kenarsis-an nihh...
Mungkin kebanyakan orang sering menggunakan kata "NARSIS" tapi bagi teman saya kata ini memang masih tergolong baru didengar, baru beberapa bulan yang lalu. Karena tak mengetahui maksud kata tersebut akhirnya teman saya bertanya ke teman yang saya anggap mengetahui maksud kata "narsis" tadi. Jawabannya simpel "perasaan ingin dipuja-puj gitu..", "..kecintaan berlebih terhadap diri sendiri gitu deh.."
Dengan modal pengetahuan yang sedikit itu pun teman saya mulai mengumbar kata "NARSIS" ke segenap penjuru agar kelihat up date. Hingga akhirnya ia membaca rubrik gaya hidup Kompas dan dia pun terheyak. Begini tulisnya:
"Kegagalan manusia untuk mencintai sesama disebut NARSISME. Hanya ada satu realitas bagi seorang yang NARSISTIS, yakni jalan pikirannya sendiri, perasaan, dan kebutuhannya sendiri. Dunia tidak dihayati secara objektif. Dalam keadaan ini manusia tidak akan bahagia karena tetap terasing dari dunia sekitarnya."
wooww.... ternyata narsisisme tidak sesimpel itu..
Sementara dari sumber yang lain (Wikipedia) tertulis:
Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narcissus, yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.
Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir, bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu KELAINAN KEPRIBADIAN yang bersifat patologis.
Wooowww... Sepertinya harus mulai belajar ngontrol kadar kenarsis-an nihh...
Minggu, 13 Desember 2009
7 Cara Mengatasi Kemarahan
Sifat gampang marah ternyata bisa diubah, demikian pendapat para peneliti kesehatan mental. Pada salah satu penelitian berhasil ditemukan bahwa risiko serangan jantung bisa ditekan dengan mengurangi rasa marah. Bagaimana cara mengurangi keinginan untuk marah supaya tidak lekas jantungan?
1. Rajin berolahraga secara teratur dapat mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati sehingga bisa mengatasi naik turunnya emosi. Yoga dan olahraga yang membuat rileks efektif untuk mengatasi sifat mudah marah.
2. Tanyakan kepada diri sendiri apakah dengan marah-marah akan bermanfaat juga buat orang-orang di sekitar Anda. Misalnya, tanyakan “Apakah saya dapat mengontrol situasi ini? Dapatkah saya mengubahnya menjadi lebih baik dengan marah-marah?”
3. Atasi ketegangan dengan mengambil beberapa napas dalam dan membuat otot-otot rileks. Bisa juga dengan mendengarkan musik lembut atau memvisualkan diri sendiri tengah berlibur di tempat favorit.
4. Periksa lagi bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan orang lain. Banyak situasi yang menyulut kemarahan melibatkan orang lain. Saat diskusi menjadi panas dan membuat marah, hitung sampai 10 sebelum bicara. Ambil napas terlebih dahulu. Dengarkan lawan bicara secara seksama.
5. Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan.
6. Cari alternatif, apakah Anda hanya marah-marah pada situasi tertentu? Selama beberapa minggu, buat catatan kapan dan di mana Anda biasa marah-marah. Kemudian lihat apakah ada kecenderungan tertentu yang memicu kemarahan.
7. Pertimbangkan konseling bila perlu. Ceritakan pada dokter soal kebiasaan Anda ini. Dokter itu akan merujukkan Anda pada orang yang ahli.
Kompas, 09 Desember 2009
1. Rajin berolahraga secara teratur dapat mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati sehingga bisa mengatasi naik turunnya emosi. Yoga dan olahraga yang membuat rileks efektif untuk mengatasi sifat mudah marah.
2. Tanyakan kepada diri sendiri apakah dengan marah-marah akan bermanfaat juga buat orang-orang di sekitar Anda. Misalnya, tanyakan “Apakah saya dapat mengontrol situasi ini? Dapatkah saya mengubahnya menjadi lebih baik dengan marah-marah?”
3. Atasi ketegangan dengan mengambil beberapa napas dalam dan membuat otot-otot rileks. Bisa juga dengan mendengarkan musik lembut atau memvisualkan diri sendiri tengah berlibur di tempat favorit.
4. Periksa lagi bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan orang lain. Banyak situasi yang menyulut kemarahan melibatkan orang lain. Saat diskusi menjadi panas dan membuat marah, hitung sampai 10 sebelum bicara. Ambil napas terlebih dahulu. Dengarkan lawan bicara secara seksama.
5. Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan.
6. Cari alternatif, apakah Anda hanya marah-marah pada situasi tertentu? Selama beberapa minggu, buat catatan kapan dan di mana Anda biasa marah-marah. Kemudian lihat apakah ada kecenderungan tertentu yang memicu kemarahan.
7. Pertimbangkan konseling bila perlu. Ceritakan pada dokter soal kebiasaan Anda ini. Dokter itu akan merujukkan Anda pada orang yang ahli.
Kompas, 09 Desember 2009
Renungan sebelum Bertindak
hanya sebuah analogi, atau jg mungkin perlu sebuah penghayatan..
beberapa hari belakangan ini, hal yang paling menarik untuk dibicaran adalah mengenai revolusi yang sering disebut-sebut oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ada selebaran yang mengatakan "jika kau bukan bagian dari sebuah penyelesaian permasalahan, maka kau adalah bagian dari permasalahan". terlihat cukup bijak bagiku. tapi hal itu masih menimbulkan pertanyaan
"penyelesaian seperti apa yang dimaksud?"
" penyelesaian terhadap revolusi atau...?
"apakah dengan aksi itu dapat menyelesaikan sebuah permasalahan?"
Hal pertama yang perlu direnungkan adalah
"sebelum melakukan revolusi, apalagi yang disebut revolusi total, perlu memiliki konsep yang baik. Demikian pula orang-orang yang menjalankan/terlibat dalam revolusi perlu memiliki keyakinan yang kuat dan prinsip yang mantap dalam dirinya mengenai untuk apa semua ini dilakukan. Jangan sampai, dengan bangganya mengatakan dirinya ingin melakukan perubahan, tapi tanpa dia sadari bahwa dirinya sendiri belum memiliki perubahan berarti saat ini. Mahasiswa adalah sosok yang intelek, mampu melihat segala yang terjadi dari beberapa sudut pandang. Akan tetapi, jangan sampai kepandaian itu hanya berbentuk teori belaka, dan semangat itu hanya datang saat itu saja. sungguh rugi, jika kuliah telah dikorbankan, berpanas-panasan dijalan, yang katanya menuntut hak rakyat, maka pandanglah itu sebagai sesuatu yang harus dicapai saat itu juga."
Hal kedua yang perlu direnungkan adalah
" ketika tuntutan itu dipenuhi, dan revolusi total terjadi, pemerintah berhasil dilengserkan, kemudian akan timbul pertanyaan siapakah yang akan memimpin selanjutnya? Adakah yang dapat dipercaya untuk menggantikan pemerintahan lama?
apakah mahasiswa yang akan naik menggantikan jabatan itu? Jika mahasiswa,sudahkah mereka membuat konsep mw dibawa ke mana negara ini? Kebijakan seperti apa yang dapat menyelamatkan bangsa ini? apakah mahasiswa yakin dengan dirinya sendiri saat dia dipercaya untuk memimpin bangsa ini?tidakkah timbul ketakutan pada dirinya jika suatu saat diapun tak mampu mengembalikan keseimbangan bangsa ini? kemudian apa....
perlu diingat bahwa sebagian besar mereka yg duduk dipemerintahan sekarang itu pernah menjadi seorang mahasiswa. Bahkan ada diantara mereka yang dulunya seorang aktivis...
mengapa mereka bisa seperti itu? seharusnya mereka menbuat masyarakat aman, karena seharusnya mereka tahu apa yang seharusnya mereka lakukan...
Kembali pada diri sendiri, apakah ada jaminan ketika mahasiswa telah menyelesaikan pendidikannya, mereka mampu untuk menjadi sosok 'pahlawan rakyat' lagi...
ataukah itu hanya akan menjadi bagian dari masa lalu mereka...
bagian dari biografi yang nantinya hanya menjadi cerita bagi anak cucu mereka?
ataukah tetap melanjutkan perjuangan bersama hingga tujuan yang sebenarnya dapat tercapai? kemudian akan dilanjutkan oleh anak cucu mereka..
bagiku...
yang menjadi agent of change, control social, bukan hanya mahasiswa, melainkan semua pihak yang trlibat di dalamnya. Sebab semua itu berlaku hanya ketika seseorang bergelar mahasiswa. Tidakkah itu membatasi orang lain untuk ikt melakukan pergerakan untk perjuangan????????
beberapa hari belakangan ini, hal yang paling menarik untuk dibicaran adalah mengenai revolusi yang sering disebut-sebut oleh mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ada selebaran yang mengatakan "jika kau bukan bagian dari sebuah penyelesaian permasalahan, maka kau adalah bagian dari permasalahan". terlihat cukup bijak bagiku. tapi hal itu masih menimbulkan pertanyaan
"penyelesaian seperti apa yang dimaksud?"
" penyelesaian terhadap revolusi atau...?
"apakah dengan aksi itu dapat menyelesaikan sebuah permasalahan?"
Hal pertama yang perlu direnungkan adalah
"sebelum melakukan revolusi, apalagi yang disebut revolusi total, perlu memiliki konsep yang baik. Demikian pula orang-orang yang menjalankan/terlibat dalam revolusi perlu memiliki keyakinan yang kuat dan prinsip yang mantap dalam dirinya mengenai untuk apa semua ini dilakukan. Jangan sampai, dengan bangganya mengatakan dirinya ingin melakukan perubahan, tapi tanpa dia sadari bahwa dirinya sendiri belum memiliki perubahan berarti saat ini. Mahasiswa adalah sosok yang intelek, mampu melihat segala yang terjadi dari beberapa sudut pandang. Akan tetapi, jangan sampai kepandaian itu hanya berbentuk teori belaka, dan semangat itu hanya datang saat itu saja. sungguh rugi, jika kuliah telah dikorbankan, berpanas-panasan dijalan, yang katanya menuntut hak rakyat, maka pandanglah itu sebagai sesuatu yang harus dicapai saat itu juga."
Hal kedua yang perlu direnungkan adalah
" ketika tuntutan itu dipenuhi, dan revolusi total terjadi, pemerintah berhasil dilengserkan, kemudian akan timbul pertanyaan siapakah yang akan memimpin selanjutnya? Adakah yang dapat dipercaya untuk menggantikan pemerintahan lama?
apakah mahasiswa yang akan naik menggantikan jabatan itu? Jika mahasiswa,sudahkah mereka membuat konsep mw dibawa ke mana negara ini? Kebijakan seperti apa yang dapat menyelamatkan bangsa ini? apakah mahasiswa yakin dengan dirinya sendiri saat dia dipercaya untuk memimpin bangsa ini?tidakkah timbul ketakutan pada dirinya jika suatu saat diapun tak mampu mengembalikan keseimbangan bangsa ini? kemudian apa....
perlu diingat bahwa sebagian besar mereka yg duduk dipemerintahan sekarang itu pernah menjadi seorang mahasiswa. Bahkan ada diantara mereka yang dulunya seorang aktivis...
mengapa mereka bisa seperti itu? seharusnya mereka menbuat masyarakat aman, karena seharusnya mereka tahu apa yang seharusnya mereka lakukan...
Kembali pada diri sendiri, apakah ada jaminan ketika mahasiswa telah menyelesaikan pendidikannya, mereka mampu untuk menjadi sosok 'pahlawan rakyat' lagi...
ataukah itu hanya akan menjadi bagian dari masa lalu mereka...
bagian dari biografi yang nantinya hanya menjadi cerita bagi anak cucu mereka?
ataukah tetap melanjutkan perjuangan bersama hingga tujuan yang sebenarnya dapat tercapai? kemudian akan dilanjutkan oleh anak cucu mereka..
bagiku...
yang menjadi agent of change, control social, bukan hanya mahasiswa, melainkan semua pihak yang trlibat di dalamnya. Sebab semua itu berlaku hanya ketika seseorang bergelar mahasiswa. Tidakkah itu membatasi orang lain untuk ikt melakukan pergerakan untk perjuangan????????
Langganan:
Postingan (Atom)