Laman

Jumat, 15 April 2011

Bilqis Zalzabilah Annisa

Janganmencoba untuk melupakanku dan membenciku, karena aku selalu sayang kalian, walaupun dengan cara yang berbeda, yaitu dengan caraku. Jadikanlah aku kenagan manis yang pernah ada

Mungkin Nisa hanya gadis biasa yang hidup biasa pula. Tidak ada yang istimewa dalam kehidupannya. Nisa hanyalah seorang gadis yang tak pernah merasa cukup dengan apa yang ada padanya. Ini adalah kisah seorang gadis yang mungkin beberapa gadis lainpun mengalaminya.

Banyak yang berkata, Nisa adalah gadis manis yang pemalu. Nisa memang tak mudah bergaul dengan orang pada umumnya. Tak ada kepercayaan diri yang besar melekat padanya. Cukup banyak yang menyukainya, tapi dari sekian banyak hanya satu yang dia benar-benar cintai. Walaupun cinta itu hanya ada dalam angan-angannya. Cukup puas baginya sempat disukai oleh orang yang dia cintai.

Ada banyak pria didekatnya ataupun mendekatinya. Tapi setidaknya kini ada beberapa pria yang memang benar-benar dekat dengannya. Salah satu Pria itu dianggap seperti kakaknya sendiri. Di sana Nisa sering menumpahkan keluh kesahnya. Semakin hari hubungan mereka semakin dekat. Bahkan Nisa tak segan untuk memeluknya saat dia benar-benar butuh sandaran. Ada banyak cerita di antara mereka yang membuat mereka saling sayang satu sama lain. Selain itu, Nisa sebenarnya memiliki kekasih yang sangat sayang padanya. Nisa pun demikian. Hanya saja kejenuhan kadang datang dalam hubungan mereka. Nisa tak pernah bermaksud sedikitpun untuk menyakiti kekasihnya. Hanya saja, dia butuh perhatian lain yang tidak ia dapatkan dari kekasihnya. Hubungan mereka telah berjalan selama 4 tahun. Selama itu pula telah banyak liku yang mereka lewati bersama. Nisa begitu sayang pada kekasihnya atau dia begitu bodoh, entahlah??? Yang jelas dia tak ingin menyakiti kekasihnya lebih lama, sehingga saat dia menyukai pria lain pasti diceritakan pada kekasihnya. Selama itu kekasihnya selalu memberi waktu baginya untuk berpikir.

"Jika Engkau bahagia dengannya, maka pergilah... Akupun bahagia dengan kebahagianmu" Hal itu yang selalu diucapakan oleh kekasihnya. Selama itu pula Nisa belum bisa melepaskannya.

Saat ini Nisa hanya menyayangi 2 orang itu selain keluarganya. Keduanya pria dan keduanya berhak bahagia, itulah yang selalu dikatakan oleh hatinya. Baginya kedua pria itu sangat baik, hanya saja memang tak ada seorangpun yang bisa merasakan apa yang Nisa rasakan selama ini. Tekanan, hanbatan, kesepian adalah jadwal sehari-hari yang dia lalui. Dia bukan seseorang yang gampang jatuh cinta, dia pun hanya memiliki 1 cinta di dalam hatinya. Hanya saja ada perasaan senang apabila ada banyak orang yang menyayanginya. Tapi hal itu akan dia kubur dalam-dalam. Baginya, cinta yang dia miliki hanya akan menyakiti dia dan orang yang dicintainya. Nisa memiliki sesuatu yang membuatnya tak bisa mencintai begitu pula untuk dicintai.
Suatu saat pun Nisa harus siap melepas kedua pria yang saat ini sangat dia sayangi. Dia ingin melihat kedunya bahagia dengan pendamping hidup mereka nantinya, dan itu bukan Nisa, tetapi orang lain yang sampai saat ini masih menjadi misteri. Mungkin dia akan menangis awalnya, tapi hal itu bisa membuatnya pergi dengan tenang.

Akhirnya, Nisa hanya dapat berkata "thank's to Alloh yang telah memberiku kesempatan merasakan kasih sayang yang begitu tulus dari mereka dan jagalah mereka".

"Tak ada posisi yang akan tergantikan, semua akan tetap pada tempatnya termasuk di dalam hati seseorang"
"Jika kau tak dapat berujung kepadanya, maka mintalah pada Alloh memberikan kebahagian untuknya, maka itu akan setimpal dengan apa yg kau lakukan padanya."
"semua pengorbanan hanya ada di balik layar, sehingga hanya kau dan DIA yang tahu"

cukup=bersyukur???

Ada seekor kelinci yang berteman dengan seekor tupai. Suatu hari sang tupai mengajak kelinci ke sebuah hutan yang ditumbuhi banyak buah-buahan lezat. Di tengah jalan, tupai memperingatkan kelinci agar tidak terlalu banyak memakan buah nantinya. Karena buah di sana dapat menghipnotis, sehingga siapapun tak dapat berhenti memakannya. Maka katakanlah cukup jika Engkau telah merasa puas...
Sesampainya di sana, kelinci langsung melahap banyak sekali buah-buahan, berkali-kali tupai mengingatkan agar jangan makan terlalu banyak tapi si kelinci tak menghiraukannya.
Tanpa disadari, ada seekor singa yang mengintai mereka sejak tadi. Si tupai melihat singa tersebut dan memberitahu kepada si kelinci agar pergi. Tapi terlambat si kelinci tak dapat berlari karena kekenyangan. Akhirnya, si kelinci menjadi santapan singa siang itu.

Kawan.....
cerita di atas, sebenarnya tak jauh beda dengan kita sebagai manusia. Sangat susah bagi kita untuk mengucapkan kata "cukup". Mengapa??? Karena manusia adalah makhluk yang tak pernah puas dengan apa yang mereka dapatkan. Anak seringkali meminta uang jajan lebih pada orang tuanya. Tak pernah mereka merasa cukup. Demikian pula pegawai, tak pernah merasa cukup dengan gaji yang diberikan.
Sahabatku, . Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.

Cukup adalah persoalan kepuasan hati
.

Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri.

Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan.
Dalam Al-Qur'an pun diterangkan bahwa "Barang siapa yang bersukur maka Alloh akan menambah kepadanya, dan barang siapa yang kufur maka siksa baginya"

Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup".

Rabu, 05 Januari 2011